Firms in international trade
ECES905205 pertemuan 6
I Made Krisna Gupta
3 Oktober 2022
Internal economies of scale
- Muncul ketika average cost dari sebuah perusahaan menjadi semakin kecil seiring besarnya produksi.
- Industri yang fixed cost-nya besar akan punya barier to entry yang besar.
- Fixed cost banyak wujudnya: riset, mesin, network, akses ke SDA, nama besar.
- Akibatnya, jumlah perusahaan yang sanggup masuk jadi terbatas.
- Perusahaan-perusahaan ini jadi bisa mainin harga.
Internal economies of scale
- Di dunia nyata, ada banyak perusahaan MNC yang menguasai global market share yang tidak kecil.
- Industri pesawat terbang, semikonduktor, perangkat lunak, soft drink, mi instan.
- Perdagangan internasional dan international finance (FDI) memberikan gain tambahan:
- firms paling efisien akan mendominasi dan mendorong turunnya harga.
- firms inefisien akan keluar dari pasar.
Monopolistic competition
- Kondisi monopolistic competition sangat cocok untuk menganalisis hal ini.
- Monopolistik competition: firms tau mereka bisa kontrol harga (to some extent)
- Kondisi ini tercipta ketika salah satu dari dua hal ini terjadi:
- hanya sedikit major player in the industry.
- product is differentiated enough (hanya ada 1 produsen iOS, misalnya)
Monopoly: a brief review
- Assume an industry face demand \(Q=a-bP\)
- \(P\) is not exogen (why?), thus rearrange:
- \(P=\frac{a}{b}-\frac{Q}{b}\)
- Revenue in the industry \(R=Q\times P\), subs \(P\):
- \(R=Q \times \left(\frac{a}{b}-\frac{Q}{b}\right)\)
- \(MR=\frac{a}{b}-2\frac{Q}{b}=P-\frac{Q}{b}\)
Monopoly: a brief review
- Total cost: \(C=F+cQ\)
- Marginal cost: \(c\)
- Average cost: \(\frac{F}{Q}+c\)
- as \(Q \rightarrow \infty\), \(\frac{F}{Q} \rightarrow 0\)
- The larger F, the larger Q is required.
The cost curve
AC2 has a higher fixed cost, thus requires more Q to reach “flat-ish” part of the cost curve.
Monopoly Q
- monopolist akan memaksimalkan profit di MR=MC
- pastinya akan ngecharge P>AC
- profit \(=(P-AC)Q\)
Monopolistic competition
- monopolistic competition industries punya sifat:
- firms bisa diferensiasi produk dari kompetitor
- harga yang diset rival eksogen.
- ada free entry
- Industri apa yang seperti ini?
Karakteristik monopolistic
\[
Q=S\times\left[1/n-b(P-\bar{P})\right]
\]
- Q = total sales of individual firm
- S = total sales of the industry
- n = number of firms
- b = elasticity of supply
- P = firms’ price
- \(\bar{P}\) = rival’s price index
Karakteristik monopolistic
\[
Q=S\times\left[1/n-b(P-\bar{P})\right]
\]
- sales firm akan naik jika total sales industri naik, harga rival naik.
- sales firm akan turun jika jumlah industri naik, harga sendiri naik.
- Jika semua firm identik, maka \(P=\bar{P}\), semua akan produksi dengan jumlah yang sama \(S/n\)
- \(AC=\frac{F}{Q}+c \Rightarrow AC=n\frac{F}{S}+c\)
Karakteristik monopolistik
\(AC=n\frac{F}{S}+c\)
- Average cost akan naik seiring jumlah perusahaan yang bertambah, hal ini karena jumlah market share yang berkurang.
- Seiring naiknya ukuran pasar, average cost dapat dikurangi karena tiap firm dapat produksi lebih banyak.
- jika demand linear \(Q=a-bP\), maka firms akan produksi di MR=MC
- \(P-\frac{Q}{Sb}=c \rightarrow \frac{Q}{Sb}=P-c \rightarrow P-c=\frac{1}{nb}\)
Karakteristik monopolistik
\(P-c=\frac{S}{nb}\)
- seiring meningkatnya jumlah perusahaan di industri, \(P-c\) (mark-up) turun.
- karena c exogen, turunnya \(P-c\) disebabkan oleh turunnya \(P\)
- semakin banyak firms, semakin sedikit market share, semakin tinggi harus charge P.
- Firms akan masuk terus selama ada profit.
- di long-run, jumlah firms settle di \(P=AC\)
Monopolistik
- Any higher than \(n^*\), firms cost is too much.
- Any lower than \(n^*\), mark-up will go up, incentives for new entrant to join.
Trade & monopolistic
- Trade akan menambah jumlah market
- AC berkurang, tetapi kurva penentu harga tidak pengaruh karena semua dapat market share yang sama.
- jumlah firms naik dan harga turun.
- Karena differentiated goods, konsumen lebih senang juga karena ada variasi.
Contoh numerik
- Misalnya ada industri otomotif dengan struktur sbb:
\[
Q=S\times[(1/n)-(1/30000)\times(P-\bar{P})] \\
\]
\[
AC=750000000/Q+5000
\]
- Misalnya Home jual 900ribu kendaraan dalam setahun, sementara Foreign 1,6 juta kendaraan.
Contoh numerik
Contoh numerik
Output |
900.000 |
1.600.000 |
2.500.000 |
n |
6 |
8 |
10 |
Output per firm |
150.000 |
200.000 |
250.000 |
AC,P |
10.000 |
8.750 |
8.000 |
Highlighted feature
- Tidak seperti chapter-chapter sebelumnya, di sini bahkan dua negara yang teknologinya sama (cost structurenya sama) di industri yang sama akan dapat untuk ketika trade.
- Monopolistic competition akan benefit dengan intra-industry trade.
- ekspor mobil, tapi juga impor mobil.
- Think of Toyota and Ford.
- more car variety: dari 6 & 8 jadi 10 untuk keduanya.
Highlighted feature
- Note bahwa intra-industry trade lebih menguntungkan bagi negara Home
- harga turun 2000, di foreign turun cuma 750.
- Hal ini karena negara Home memiliki market yang kecil.
- makin kecil market, makin tinggi fixed cost yang harus dibayar.
- inilah sebabnya negara kecil seperti Singapura, Malaysia, Thailand dan Vietnam rajin mengejar FTA.
Firms response to trade
- Dari 14 merk mobil di contoh di atas (6 home, 8 foreign), hanya ada 10 yang bertahan.
- 10 merk ini dapat market share yang lebih tinggi, sehingga cost lebih rendah.
- Karena semua firms dianggap identik, kita tidak perlu terlalu peduli siapa yang kelluar dari pasar.
- Tapi dunia nyata tidak seperti itu: 4 yg exit must be the worst performers.
Firms response to trade
- Integrasi pasar akan memaksa firms dengan cost terendah untuk keluar.
- Karena industri ini dianggap memiliki fixed cost yang sama, variasi cost akan datang dari marginal cost.
- Ketika pasar terintegrasi, akan ada threshold \(c^*\) di mana semua firms yang marginal costnya di bawah itu akan terpaksa keluar.
More gain from trade
- Hal ini akan menambah lagi gains from trade:
- worst firms will exit, sehingga yang tersisa hanya firms yang efisien.
- hal ini akan meningkatkan produktivitas industri secara umum.
- Jika 5 mahasiswa paling kecil nilainya drop out, maka rata-rata kelas akan naik.
- Salah satu cara “mengussir” kompetitor adalah dengan akuisisi.
Export cost
- Ada cost untuk export:
- establish presence, market research, finding partners.
- hanya firms paling produktif yang akan sanggup ekspor.
- Argumen sebaliknya juga bisa terjadi:
- Learning by doing: seiring bertambahnya ekspor, produsen jadi semakin produktif.
Multinationals and FDI
- Umumnya, FDI dianggap lebih costly daripada ekspor.
- Greenfield FDI: investasi di fasilitas produksi baru.
- Brownfield FDI: beli fasilitas produksi milik perusahaan lain.
- Horizontal FDI: replikasi.
- Vertical FDI: global value chain.
Multinationals and FDI
- Horizontal FDI: akan dipilih apabila ada trade cost yang tinggi.
- Tujuannya: akses pasar. Jarang menjadi fasilitass ekspor.
- Vertical FDI: tujuan utamanya adalah untuk menekan cost.
- Negara low-tech bisa menghasilkan barang high-tech.
- Butuh trade cost yang kecil.
- leads to intrafirm trade.
Intrafirm Trade
- Analyzing between-country trade is getting less relevant as the importance of intrafirm trade improves.
- Half of total imports of US are intrafirm. However, around 10% of US trade with Indonesia is intrafirm.
- The difference between exporters and non-exporters is mostly driven by firms that both import and export. This is true also in Indonesia.
- Amiti and Konings (2007) show that a reduction of import tariff by half improves productivity of an importing firm by 12%, which is larger than the reduction of output tariff by destination countries.
- Channels: foreign technology embeded in the inputs, variety of inputs, cheaper and higher quality inputs.
- Others try to find more evidence for Indonesia (e,g., Pane and Patunru 2019, Gupta 2020), but data availability in firm level remains a huge challenge.